Selasa, 06 Juli 2010

Seperti Apakah Jayapura, Polimak, Abepura dan Sekitarnya Jika terjadi Gempa Bumi yang Berkekuatan Seperti Daerah Serui dan Kepulauan Yapen



Siapa yang menduga sebelumnya kalau daerah Serui dan Kapulauan Yapen akan terkena aktifitas tektonik berupa gempa bumi, sehingga hancur berantakan. Siapa juga yang menduga kalau empat hari kemarin Manokwari kembali goyang akibat gempa bumi berkekuatan 6.2 SR di bagian baratdaya. Itu berarti aktifitas gempa bumi tidak bisa dipastikan oleh siapa pun dan alat secangih apapun untuk memastikan kapan terjadinya gempa bumi. Seandainya kalau daerah Jayapura dan sekitarnya dilanda Gempa Bumi berkekautan > 7,0 SR kira-kira apa yang akan terjadi ya………..?

Jika seorang ilmuan yang banyak tahu tentang ilmu bumi tiba di Jayapura tentu dia akan bertanya. Apakah tidak sala orang menempatkan kota ini. Mengapa………….???

Pasti ahli kebumian ini akan menjawab bentuk topografi 85% tidak mendukung untuk dijadikan sebagai lokasi pemukiman, kondisi batuan hampir sebagian besar tidak mendukung untuk dijadikan landasan fandasi bangunan. Apalagi kondisi tektonik Papua yang sangat menyeramkan hingga hari-hari terus dibilang ada gempa bumi.

Daerah-daerah mana saja yang sangat berbahaya jika terjadi gempa bumi (> 7,0 SR) disekitar Daerah Jayapura dan sekitarnya……..???

Setelah 5 jam lebih saya seorang diri bertanya-tanya sambil melakukan pendeskipsian dan pengamatan disekitar daerah Jayapura, Polimak, Abepura dan sekitarnya, ternyata ada beberapa batu-batuan yang berhasil menceritakan isi hati mereka kepada saya Juga. Hehe….!!!

Sangat berdosa Jika saya tidak menyampaikan isi hati mereka, maka saya mencoba untuk mempublikasikan isi hati mereka. Sebab kata batu-batu dan alam disekitar Jayapura bahwa, semua orang yang melakukan aktifitas pembangunan di Jayapura dan sekitarnya tidak pernah bertanya kepada mereka.

Mampu tidak batuan kamu menahan fandasi bangunan rumah kami, bahaya tidak kami membangunan rumah disini, trus kira-kira batu-batu kalian mara tidak kalau kami mendirikan bangunan diatas kalian…….?


Mari kita mulai membasah

Daerah Jayapura

Daerah Jayapura yang diprediksikan sangat bahaya adalah daerah Apeo, daerah Kalam Kudus dan Sekitar. Bukan batuan yang menjadi landasan fondasi bangunan pada lokasi tersebut yang dipermasalahkan, namun letak posisi batuan tersebut yang dipermasalahkan. Jika di amati secara baik, terutama untuk daerah Kalam Kudus blok batuan diatasnya merupakan blok batuan bekas jalur patahan dan bersifat mengantung, sedangkan didaerah Apeo bangunan menempel pada daerah bekas jalur patahan atar blok batuan. Pertanyaannya mengapa musti didirikan bangunan mendekati daerah tersebut.


Jika dilihat dari genesa batuanya batuan didaerah tersebut merupakan batuan ultrabasa (peridiotit) sebagai batuan kerak samudra yang terbentuk lebih dari 4 Km dibawah, namun mengalami pengangkatan hingga muncul dipermukaan seperti sekarang. Berarti kondisi batuannya sudah hancur-hancur sehingga sangat membahayakan jika bangunan didirikan dekat lokasi patahan tersebut, sebab beratnya bangunan diatas bisa memaksa batuan dibawah untuk tidak mampu untuk menahan. Kemarahan batuan tersebut akan terungkap pada saat terjadi gempa bumi dalam skala besar atau bisa saja terjadi pergerakan batuan/runtuhan (rock fall). Persoalan ini sangat diperparah lagi jika kontruksi bangunannya tidak sempurna seperti foto dibawah

Apakah retakan bangunan disekitar daerah kalam kudus seperti ini terus dibiarkan (jangan cari gara-gara dengan gempa bumi).


Saya tidak mempersoalkan letak bangunannya, saya cuman bertanya apakah mereka sudah yakin dengan lokasi tersebut untuk mendirikan bangunan dan apakah kontruksi bangunannya sudah oke atau tidak…?


Kita tinggalkan daerah Jayapura dan Munuju Polimak…………..!!!! Next


Daerah Polimak

Kira-kira apa yang kurang didaerah Polimak dan sekitarnya, secara kasat mata tidak ada yang kurang…..? Tapi setelah melakukan penelitian ada batu-batu karang didaerah Polimak yang curhat ke saya juga dan saya coba membicarkan isi hati mereka di publik. Hehe……….

Batu karang yang menjadi landasan fandasi bangunan sebagian besar masyarakatlah yang menjadi masalah. Jika dilihat dari sejarah pembentukan batuan, batuan didaerah polimak dan sekitarnya merupakan batuan yang terbentuk dilingkungan laut dangkal atau yang berhubungan dengan karang. Namun aktifitas tektonik Papua yang kacau dan melibatkan pengangkatan pada pegunungan Cicloop dari dasar samudra hingga kedaerah lingkungan laut dangkal, maka batukarang/batugamping pun ikut terangkat kepermukaan seperti sekarang.


Yang menjadi masalah apa……???

Batukararang/batugamping dalam sebutan geologi adalah bersifat basa karena terbentuk pada kondisi laut dangkal, bila terkena air hujan yang bersifat asam maka batugamping atau batukarang akan larut. Dari penjelasan tersebut batugamping/batukarang tidak terlalu bagus untuk pondasi bangunan tapi lebih baik sebagai material timbunan. Bila dilihat kenyataan sekarang bangunan sudah memenuhi hampir semua bukit-bukit karang yang ada disekitar daerah polimak dan sekitarnya. Jika ada teman-teman sekalian yang tinggal didaerah Polimak dan sekitarnya coba lakukan pengamatan terhadap daerah bekas hujan yang jatuh dari seng rumah kalian pasti ada bekas kolam-kolam kecil dan kalian hitung brapa tahun kalian bertempat tinggal disitu, kemudian coba bertanya dalam hati kira-kira air hujan tersebut jatuh dan meresap kearah mana……….??

Jawabanya jika air hujan tersebut berkumpul/menggenang dalam jumlah banyak pasti akan meresap dan mencari bekas lubang dari bangunan sudara. kemungkinan dibekas fandasi atau bekas lubang lainnya, sebab porositas pada bekas-bekas lubang tersebut baik untuk memudahkan peresapan air. Sehingga kesimpulan akhir adalah diatasnya fondasi namun dibawah kosong/ jika tidak menggunakan timbunan yang baik, foto dibawah bisa membuktikan hal tersebut.

Kenampakan bahwa batugamping/batukarang buruk jika dijadikan sebagai batuan landasan pondasi. Foto dibawah.

Foto diatas, meskipun sudah dibuat fondasi dengan susunan coran yang sebaik mungkin. Namun batukarang/batugamping didalamnya tidak mampu menyatu/menahan bangunan. Buktinya bangunan ini didalamnya sudah kosong akibat pelapukan dan pelarutan. Diperparah lagi kalau batuan didaerah polimak dan sekitarnya pernah mengalami gejala tektonik sehingga terkekar dan hancur-hancur seperti foto dibawah.


Kalau kenampakan bantuan yang menjadi landasan fandasi seperti ini bangaimana dengan bangunan-bangunan ini (foto bawah).



Kalau kondisi batuanya seperti foto diatas dengan kondisi bangunan seperti sekarang ini, kira-kira seperti apa kalau gempa berskala 7,1 SR seperti didaerah Serui dan Yapen Kepulauan terjadi………..??

Saran saya sebaiknya bangunan yang ada dilokasi ini tidak boleh di bangun tingkat seolah-olah kejar langit, kalau bisa dibangun standar guna mengurangi berat beban. Jika dibuat tingkat perlu analisa Geoteknik, perhatikan kontruksi bangunannya secara baik.


Kita tinggalkan daerah Polimak dan Menuju Abepura…….!!! Next


Abepura

Pertambahan penduduk & tidak ada ruang kosong memaksa orang sudah mulai membangun sembarang tanpa memperhatikan resiko yang akan terjadi.

Belakang Toko Saga……!!!

Kira-kira orang-orang yang mendirikan bangunan di bukit belakang Toko Saga mereka segaja atau buat pura-pura tidak tahu kalau ada aliran air bawah permukaan yang berasal dari belakang daerah Uncen Bawa (Konya) kemudian muncul kembali dipermukaan dibelakang Toko Agro segar (Foto Kanan) atau kah mereka sudah memastikan kalau aliran bawah permukaan dari sungai tersebut hanya tegak lurus. Jika aliran bawah permukaan lurus tidak dipersolakan, namun jika sungai berkelok-kelok dibawah permukaan maka sangat membahayakan bagi bangunan yang ada diatas permukaan. Secara teoritis batuan yang menjadi landasan fandasi bangunan pada bukit tersebut adalah batugamping/batukarang. Aliran air bawah permukaan dari batukarang biasanya membentuk gua-gua atau pori-pori dibawah semakin diperbesar oleh aliran air bawah permukaan sehingga jika ada beban diatas permukaan bisa saja terjadi runtuhan bangunan kebawah, jika tidak runtuh pada saat sekarang pada saat gempa bumi berskala besar bisa saja terjadi runtuhan. Persoalan ini perlu diperhatikan…….?

Foto titik merah merupakan daerah resapan air dan lokasi keluarnya air sebagai air permukaan kemudian kotak merah merupakan lokasi penempatan bangunan


Kita lanjut ke Padang Bulan Ale-Ale…….


Daerah Ale-Ale Padang Bulan


Dibelahan dunia manapun tugas pemerintah daerah adalah melakukan pemetaan terhadap daerah rawan bencana sehingga masyarakat dilarang membangun didaerah rawan bencana tersebut. Tapi yang dilakukan didaerah Padang Bulan Ale-Ale benar-benar melanggar batas, mungkin disebabkan oleh tidak adanya pemahaman dari pemda tentang daerah potensi bencana. Bagaimana tidak melangar batas daerah yang menjadi jalur patahan (sesar) didirikan bangunan (perhatikan foto berikut).


Foto diatas menunjukkan ketidak selarasan antara batuan, batuan diatas merupakan batuan beku peridotit (x) dan bawah merupakan batugamping (xx). Lingkungan pembentukan batuan yang berbeda, namun sekarang berada dalam satu lokasi yang sama. Maka batuan ini merupakan kontak tektonik atau kontak patahan. Kontak batuan ini memanjang hingga mendekati daerah Danau Sentani. Pembahasan saya pada blog sebelumnya mengenai Mungkingkah Danau Sentani Membagikan Airnya ke Padang Bulan.

Tampak kiri merupakan hancuran batugamping/batukarang pada jalur patahan. Batuan yang hancur ini lah yang dijadikan sebagai landasan fandasi bangunan.











Kita lanjut trus………..!!!! Next

Waena


Pasti anda semua bertanya-tanya mengapa dengan daerah Waena. Siapa yang tidak mengenal Kali Kamwolker, semua orang yang pernah ke Jayapura Pasti kenal yang namanya Kali Kamwolker. Ternyata Kali Kawolker tidak hanya melewati daerah Perumnas hingga kedaerah Expo Waena dan Bermuara di Danau Sentani. Tapi Kali Kawolker juga membuang airnya ke Kedaerah Permunas IV (Padang Bulan). Saya sendiri sudah melakukan penelitian lansung ke lokasi dimaksud. Sebenarnya tidak berbahaya karena muara didaerah Perumnas IV hanya berfungsi pada saat volume air di Kali Kamwolker bertambah pada musim penghujan. Namun yang dikhawatirkan adalah bagaimana dengan perumahan diatas permukaan dari aliran bawah permukaan tersebut. Karena aliran bawah permukaan dari sungai tersebut belum diketahui secara pasti, tapi alangkah baiknya dilakukan penelitian bawah permukaan oleh pemda JPR, sebab yang jelas dibawah permukaan sudah ada porositas yang sangat besar se hingga paada saat banjir, sampah bahkan kayu-kayu berukuran sedang buangan dari Kali Kamwolker pun dibawah serta kedaerah Perumnas IV (Padang Bulan).



Gambar peta lokasi Waena dan Perumnas IV. Garis merah putus-putus merupakan daerah resapan air dan lingkaran merah merupakan daerah buangan air Kali Kamwolker ke daerah Padang Bulan/Perumnas IV.

Saran saya jika pengukuran bawah permukaan tidak dilakukan maka, berat bangunan yang sudah ada dipertahankan. Jangan dibuat bangunan pencakar langit seperti Hotel Aston di daerah Jayapura, mulai dari daerah sekitar Perumnas III-Daerah SMA Taruna Bakti, sebab daerah tersebut yang diprediksikan merupakan daerah aliran sungai bawah permukaan. Jika tetap didirikan bangunan, maka perlu analisis batuan bawah permukaan berupa analisis Geoteknik dengan melakukan pemboran kurang lebih 30 meter/lebih.


Kita Lanjut kedaerah Uncen Baru……….!!! Next

Uncen Baru
Menjadi pertanyaan adalah di Uncen ada Fakultas Teknik, dengan Jurusan Teknik Sipil dan Jurusan Teknik Mineral. Mengapa bangunannya bisa ditempatkan didaerah tersebut. Kira-kira yang dipersalahkan siapa pemerintah atau konsultanya………? Sory bukan saya cari gara-gara

Menurut saya secara pribadi yang jelas para dosen di Fakultas Teknik Mineral dan Teknik Sipil menentang penempatan bangunan yang ada sekarang dan sudah dijadikan sebagai tempat perkuliahan dan Leb. Alasan……?

Secara kasatmata batuan yang menjadi landasan fandasi bangunan sepenuhnya bukan merupakan tubuh batuan, namun hanya merupakan bongkahan-bongkahan batuan yang tersebar dari daerah Skayland, Kotaraja dan Waena. Daerah ini 75% rentan terhadap gerakan tanah. Buktinya sekarang sudah ada beberapa bangunan disekitar daerah Uncen baru yang sudah retak-retak akibat barat bangunan yang tidak seimbang dengan kondisi batuan dibawah permukaan. Jika sudah demikian bagaiman jika terjadi gempa bumi seperti didaerah Serui dan Yapen Kepulauan…..?


Saran saya untuk beberapa daerah yang telah saya sebutkan di atas mungkin harus diperhatikan. Sebab seperti yang anda semua ketahui bahwa Papua itu berada persis dipertemuan lempeng Pasifik dan Lempeng Indo-Australia, lempeng ini terus bergerak berpapasan 7,5 Cm/Thn, akibatkanya daerah pegunungan tengah terus mengalami peninggian ±10 Cm/Thn. Jayapura sendiri diapit oleh dua jalur patahan yaitu patahan/Sesar Geser Sorong Yapen dan sesar/patahan lajur anjakan Mamberamo dibagian barat daya-barat laut sehingga tidak jarang jika gempa bumi yang terjadi di Jayapura terus bersumber dari arah tersebut. Sekali lagi Hukum alam dan kitab suci telah memutuskan bahwa daerah yang pernah dialiri air pasti suatu saat akan dialiri air kembali, meskipun daerah tersebut sudah menjadi daratan besar yang tidak memungkin untuk dialiri air. Ada beberapa contoh yang sudah terbukti yaitu banjir dulu di daerah Perumnas IV, banjir didadaerah Kali Kamwolker, Banjir disentani. Jadi contoh-contoh tersebut memberi gambaran bahwa aktifitas tektonik Papua sudah terjadi ribuan tahun lalu, sehingga menyebabkan banyak blok-blok batuan hancur namun masih berdiam diri. Untuk mencari keseimbangan kemungkinan blok-blok batuan tersebut akan bergerak kembali untuk mencari keseimbangan sehingga menghasilkan gempa bumi.

Saya Mohon Maaf.......!!!

Ini bukan saya menakut-nakutkan tetapi sekedar masukan buat anda semua pembaca blog ini, mudah-mudahan apa yang saya tulis ini bisa menjadi informasi buat semua orang yang bertempat tinggal di Jayapura. Bagi saya pribadi informasi ini tidak terlalu penting sebab posisi koordinat saya yang semula berada di Asrama Kab. Sorong, kamar no 12 sudah bergeser dengan arah yang belum pasti, sebab Misi pertama saya tinggal menunggu waktu untuk berakhir (Kuliah) yang ada sekarang ada tinggal menyimpan dan tunggu tanggal keberangkatan. Jika ada pengulangan kata, kukurangan huruf dan penambahan huruf mohondi maafkan.


Sukses Jayapura…………………….!!!!!!!!!!!!!